Demikian pula yang yang terjadi di tanah air. Selain konsumsi multivitamin, tidak sedikit masyarakat yang mengonsumsi empon-empon untuk mencegah virus corona.
Ketua Program Studi Profesi Apoteker, Dasen Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, lka Puspitasari mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh menggunakan sistem imun alami tubuh agar terhindar dari virus corona.
lka menyebutkan terdapat sejumlah cara untuk mengaktifkan sistem imun tubuh. Sakah satunya menjaga pola makan dengan gizi seimbang. Selain itu, minum air putih sedikitnya 6 gelas/hari, olahraga setidaknya 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit, dan menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan dengan mandi setiap hari.
Tidak kalah penting, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setiap kali akan makan atau minum dan keluar dari kamar mandi, serta istirahat atau tidur yang cukup 6-8 jam/hari.
Terkait penggunaan imunomodulator (pengatur sistem kekebalan tubuh), lka mengatakan, konsumsi imunomodulator ataupun vitamin dan suplemen tidak boleh menggantikan gizi seimbang yang dikonsumsi sehari-hari. Dengan kata lain masyarakat tetap dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
"Ada beberapa herbal yang pernah diteliti baik secara in vitro [pada sel] maupun in vivo pada hewan uji yang bisa mendongkrak imun tubuh," katanya pada Senin (30/3/2020), seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Tirto.
Terdapat 18 herbal yang pernah diteliti dan terbukti mampu meningkatkan imunitas. Beberapa herbal tersebut antara lain:
1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
2. Brotowali (Tinospora cordifolia)
3. Teen (Ficus carica)
4. Lidah buaya (Aloe vera)
5. Murbei (Marus alba), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
6. Bawang putih (Allium sativum)
7. Kunyit (Curcuma longa)
8. Orang-aring (Eclipta alba)
9. Mangga (Mangifera indica)
10. Mimba (Azadirachta indica)
11. Mengkudu (Marinda citrifolia)
12. Pegagan (Centella asiatica)
13. Cabe Jawa (Piper longum)
14. Echinace (Echinacea pupurea)
15. Meniran (Phyllanti niruri)
16. Keladi tikus (Thyponium flagelliforme)
17. Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)
Dia menjelaskan konsumsi bahan-bahan tersebut bisa dilakukan untuk mendongkrak sistem imun. Konsumsi dapat dilakukan sepanjang waktu tertentu maksimal 8 minggu. Hanya saja, otoritas pengawas obat di beberapa negara Eropa merekomendasikan waktu penggunaan bahan bersifat imunomodulator tidak lebih dari 8 minggu.
"Konsumsi tidak boleh lebih dari 8 minggu agar jika pasien mengalami gangguan kesehatan dapat diketahui, tidak tertutupi oleh efek imunomodulator tersebut. Jika terjadi gangguan kesehatan, maka penderita harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan," ujar lka.
Selain itu, penggunaan imunomodulator tidak direkomendasikan diberikan pada pasien-pasien penyakit kronis seperti leukemia, TB, dan penyakit autoimun seperti SLE, Rheumatoid artritis, ldiopatik trombositopeni purpura, dan DM tipe 1.
lka kembali menegaskan, pola hidup sehat dan pola makan sehat untuk menangkal coronavirus COVID-19 harus menjadi prioritas utama. Hal tersebut penting, mengingat pengaruh pola makan dan hidup sehat lebih terpercaya dalam meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi virus corona.
Ketua Program Studi Profesi Apoteker, Dasen Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, lka Puspitasari mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh menggunakan sistem imun alami tubuh agar terhindar dari virus corona.
lka menyebutkan terdapat sejumlah cara untuk mengaktifkan sistem imun tubuh. Sakah satunya menjaga pola makan dengan gizi seimbang. Selain itu, minum air putih sedikitnya 6 gelas/hari, olahraga setidaknya 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit, dan menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan dengan mandi setiap hari.
Tidak kalah penting, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setiap kali akan makan atau minum dan keluar dari kamar mandi, serta istirahat atau tidur yang cukup 6-8 jam/hari.
Terkait penggunaan imunomodulator (pengatur sistem kekebalan tubuh), lka mengatakan, konsumsi imunomodulator ataupun vitamin dan suplemen tidak boleh menggantikan gizi seimbang yang dikonsumsi sehari-hari. Dengan kata lain masyarakat tetap dianjurkan untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
"Ada beberapa herbal yang pernah diteliti baik secara in vitro [pada sel] maupun in vivo pada hewan uji yang bisa mendongkrak imun tubuh," katanya pada Senin (30/3/2020), seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Tirto.
Terdapat 18 herbal yang pernah diteliti dan terbukti mampu meningkatkan imunitas. Beberapa herbal tersebut antara lain:
1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
2. Brotowali (Tinospora cordifolia)
3. Teen (Ficus carica)
4. Lidah buaya (Aloe vera)
5. Murbei (Marus alba), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
6. Bawang putih (Allium sativum)
7. Kunyit (Curcuma longa)
8. Orang-aring (Eclipta alba)
9. Mangga (Mangifera indica)
10. Mimba (Azadirachta indica)
11. Mengkudu (Marinda citrifolia)
12. Pegagan (Centella asiatica)
13. Cabe Jawa (Piper longum)
14. Echinace (Echinacea pupurea)
15. Meniran (Phyllanti niruri)
16. Keladi tikus (Thyponium flagelliforme)
17. Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)
Dia menjelaskan konsumsi bahan-bahan tersebut bisa dilakukan untuk mendongkrak sistem imun. Konsumsi dapat dilakukan sepanjang waktu tertentu maksimal 8 minggu. Hanya saja, otoritas pengawas obat di beberapa negara Eropa merekomendasikan waktu penggunaan bahan bersifat imunomodulator tidak lebih dari 8 minggu.
"Konsumsi tidak boleh lebih dari 8 minggu agar jika pasien mengalami gangguan kesehatan dapat diketahui, tidak tertutupi oleh efek imunomodulator tersebut. Jika terjadi gangguan kesehatan, maka penderita harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan," ujar lka.
Selain itu, penggunaan imunomodulator tidak direkomendasikan diberikan pada pasien-pasien penyakit kronis seperti leukemia, TB, dan penyakit autoimun seperti SLE, Rheumatoid artritis, ldiopatik trombositopeni purpura, dan DM tipe 1.
lka kembali menegaskan, pola hidup sehat dan pola makan sehat untuk menangkal coronavirus COVID-19 harus menjadi prioritas utama. Hal tersebut penting, mengingat pengaruh pola makan dan hidup sehat lebih terpercaya dalam meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi virus corona.
Sumber Artikel ini dari : Tirto.id